PERKEMBANGAN AGAMA HINDU-BUDHA di INDONESIA
A.PENDAHULUAN
Sejarah merupakan kisah atau cerita yang benar-benar terjadi pada masa lampau yang memiliki bukti-bukti yang dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya. Begitupun dengan laporan yang kami buat ini, perkembangan agama hindu-budha di indonesia merupakan salah satu bentuk dari sejarah yang perlu untuk di ketahui. Dan melalui laporan ini kami bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca tentang tahapan perkembangan agama hindu-budha di indonesia.
B.PEMBAHASAN
Agama yang pertama kali masuk ke indonesia adalah agama hindu dan agama budha. Masuknya agama ini di latarbelakangi oleh kegiatan dagang yang menjadikan indonesia sebagai tempat persinggahan sementara dan juga tempat berdagang yang strategis bagi para pedagang yang menganut agama tersebut, lalu bersamaan dengan kegiatan tersebut mereka juga melakukan semacam si’ar agama yang mereka anut kepada para masyarakat indonesia yang pada saat itu masih menganut paham animisme dan dinamisme.
§ Agama Hindu di Indonesia
Awal mula agama hindu diperkirakan muncul antara tahun 3102 sebelum masehi sampai 1300 sebelum masehi. Agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa, Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan Bugis – Sidrap).
Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi denngan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa: “Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Mulawarman”. Keterangan yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk memuja dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan “Vaprakeswara”.
Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah.
Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan ditemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa. Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalah adanya perunggu di Cebuya yang menggunakan atribut Dewa Siwa dan diperkirakan dibuat pada masa Raja Tarumanegara.
Selanjutnya, agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah, yang dibuktikan adanya prasasti Tukmas di lereng gunung Merbabu. Prasasti ini berbahasa sansekerta memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih muda dari prasasti Purnawarman. Prasasti ini yang menggunakan atribut Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi, Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar, diperkirakan berasal dari tahun 650 Masehi.
Disamping itu, agama Hindu berkembang juga di Jawa Timur, yang dibuktikan dengan ditemukannya prasasti Dinaya (Dinoyo) dekat Kota Malang berbahasa sansekerta dan memakai huruf Jawa Kuno. dan Candi Budut adalah bangunan suci yang terdapat di daerah Malang sebagai peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa Timur.
Pada tahun 1042-1222 di Jawa Timur munculah pula kerajaan Kediri, sebagai pengemban agama Hindu. Pada masa kerajaan ini banyak muncul karya sastra Hindu, misalnya Kitab Smaradahana, Kitab Bharatayudha, Kitab Lubdhaka, Wrtasancaya dan kitab Kresnayana. Kemudian muncul kerajaan Singosari (tahun 1222-1292). Pada jaman kerajaan Singosari ini didirikanlah Candi Kidal, candi Jago dan candi Singosari sebagai sebagai peninggalan kehinduan pada jaman kerajaan Singosari.
Pada akhir abad ke-13 berakhirlah masa Singosari dan muncul kerajaan Majapahit, sebagai kerajaan besar meliputi seluruh Nusantara. Keemasan masa Majapahit merupakan masa gemilang kehidupan dan perkembangan Agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdirinya candi Penataran, yaitu bangunan Suci Hindu terbesar di Jawa Timur disamping juga munculnya buku Negarakertagama.
Selanjutnya agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan agama Hindu di Bali diperkirakan pada abad ke-8. Hal ini disamping dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti, juga adanya Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa Timur, yg berasal dari abad ke-8.
Perkembangan agama Hindu selanjutnya, sejak ekspedisi Gajahmada ke Bali (tahun 1343) sampai akhir abad ke-19 masih terjadi pembaharuan dalam teknis pengamalan ajaran agama. Dan pada masa Dalem Waturenggong, kehidupan agama Hindu mencapai jaman keemasan dengan datangnya Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali pada abad ke-16. Jasa beliau sangat besar dibidang sastra, agama, arsitektur. Demikian pula dibidang bangunan tempat suci, seperti Pura Rambut Siwi, Peti Tenget dan Dalem Gandamayu (Klungkung).
Perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Bali pembinaan kehidupan keagamaan sempat mengalami kemunduran. Namun mulai tahun 1921 usaha pembinaan muncul dengan adanya Suita Gama Tirtha di Singaraja. Sara Poestaka tahun 1923 di Ubud Gianyar, Surya kanta tahun1925 di SIngaraja, Perhimpunan Tjatur Wangsa Durga Gama Hindu Bali tahun 1926 di Klungkung, Paruman Para Penandita tahun 1949 di Singaraja, Majelis Hinduisme tahun 1950 di Klungkung, Wiwadha Sastra Sabha tahun 1950 di Denpasar dan pada tanggal 23 Pebruari 1959 terbentuklah Majelis Agama Hindu. Kemudian pada tanggal 17-23 Nopember tahun 1961 umat Hindu berhasil menyelenggarakan Dharma Asrama para Sulinggih di Campuan Ubud yang menghasilkan piagam Campuan yang merupakan titik awal dan landasan pembinaan umat Hindu. Dan pada tahun 1964 (7 s.d 10 Oktober 1964), diadakan Mahasabha Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali, yang selanjutnya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia.
§ Agama Buddha di Indonesia
Agama Buddha lahir pada abad ke-6 SM di India Utara, agama ini lahir setelah agama Hindu dan pendiri agama Budha adalah sang Buddha Siddharta Gautama. Sidharta Gautama yaitu seorang anak raja yang mendapat penerangan batin atau enliptenmen. Dia mengantakan bahwa dunia yang kita lihat adalah maya dan manusia adalah tidak berpengetahuan. Kehidupan manusia mengalami sansana atau hidup kembali sebagai manusia atau binatang (reinkarnasi).
Buddhisme atau Agama Buddha merupakan salah satu agama yang sejak lama telah dianut oleh sebagian besar masyarakat Nusantara. Jaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan jaman keemasan bagi Buddhisme. Keberadaan Buddhisme di Nusantara (Indonesia) dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah berupa prasasti-prasasti dan bangunan-bangunan berupa candi serta literatur-literatur asing khususnya yang berasal dari China.
Tradisi atau aliran Agama Buddha yang dianut oleh masyarakat Nusantara pada awalnya adalah non-Mahayana, namun untuk perkembangan selanjutnya Mahayana dan Tantrayana menjadi lebih populer di masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peninggalan sejarah yang memiliki nilah filsafat Mahayana dan Tantrayana.
Dari peninggalan sejarah juga dapat dilihat bahwa telah terjadi sinkretisasi antara agama Hindu-Shiva dengan Buddhisme Mahayana di Indonesia.
Setelah mengalami dua masa kejayaan, yaitu masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit, akhirnya Buddhisme di Indonesia mengalami kemunduran setelah jatuhnya Kerajaan Majapahit.
Namun setelah melalui empat jaman, setelah 500 tahun kemudian semenjak runtuhnya Kerajaan Mahapahit pada tahun 1478, Agama Buddha mulai bangkit kembali dari tidurnya.
Perjalanan kebangkitan kembali dan perkembangan Agama Buddha yang dimulai pada jaman penjajahan hingga sekarang melalui jalan yang berliku-liku. Berbagai permasalahan muncul silih berganti.
Perkembangan Mazhab Tantrayana di Indonesia berkembang dengan pesatnya dibumi persada Indonesia, terutama pada masa-masa kerajaan Mataram kuno, Singasari dan Majapahit. Perkembangan yang demikian pesatnya seiring dan sejalan dengan mazhab-mazhab lkainnya, bahkan dengan agama Hindu yang juga banyak dianutnya pada masa-masa tersebut.
Bukti-bukti pesatnya perkembangan mazhab Tantrayana pada masa-masa tersebut, antara lain :
1. Pada masa Kerajaan Kuno : Candi-candi Buddha :
1. Candi Kalasan, dekat Jogjakarta, didirikan tahun 778 M.
2. Candi Sari, dekat Candi Kalasan.
3. Candi Borobudur, dekat Magelang, didirikan tahun 826 M.
4. Candi Mendut, di sebelah Timur Candi Borobudur, didirikan tahun 809 M.
5. Candi Pawon, merupakan gerbang Candi Borobudur, didirikan tahun 826 M.
6. Gugusan Candi Ngawen, dekat Muntilan.
7. Gugusan Candi Sewu, dekat Prambanan.
8. Gugusan Candi Plaosan, disebelah Timur Candi Sewu.
Literatur-literatur : Kitab Sanghyang Kamahayanikan.
2. Pada Masa Kerajaan Singosari : Candi-candi :
1. Candi Singosari, dekat Malang, tempat pemujaan Raja Kertagama yang
merupakan perpaduan antara Tantrayana dan Siwa.
2. Candi Jawi, dekat Prigen, perpaduan Tantrayana dan Siwa.
3. Candi Jabung, dekat Krasaan.
Adanya gelar Dharmadhyaksa Ring Kasogatan (kepala agama Buddha).
3. Pada masa Kerajaan Majapahit : Literatur-literatur :
Kitab Sutasoma dan Kitab Kunjarakarna
4. Di pulau Sumatra terdapat juga peninggalan Candi, yakni :
1. Candi Muara Takus, dekat Bangkinang, Propinsi Riau.
2. Candi Portibi-Gunung Tua, dekat Padang sidempuan, propinsi Sumatra Utara.
Secara singkat dapat disusun kurang lebih perkembangan agama Buddha di Indonesia sebagai berikut:
o Abad I (14 Maret 78), kedatangan Aji Saka Tritustha menandai masuknya agama Buddha di Indonesia (Jawadwipa).
o Abad II, III, dan IV di Indonesia (Jawa) agama Buddha sudah berkembang. Ini terbukti dari catatan-catatan Bhiksu Fa-hien yang datang ke Jawa pada abad V. Beliau menyatakan bahwa sewaktu beliau datang di Jawa agama Buddha sudah ada bersama-sama agama Hindu.
o Abad IV dan V, bukti perkembangan agama Buddha dapat dilihat dari prasasti-prasasti kerajaan Purnawarman di Jawa Barat dan Mulawarman di Kalimantan.
o Abad VII dan VIII adalah jaman keemasan perkembangan agama Buddha di Jawa, di bawah raja-raja Kerajaan Mataram Purba dan Sailendra. Pada abad VII ini, Candi Borobudur dibangun, pembangunannya dikatakan memakan waktu kira-kira delapan puluh tahun.
o Abad VIII dan IX, berdiri Kerajaan Sriwijaya di Sumatera, di mana Bhiksu I-tsing pernah datang belajar agama Buddha dan bahasa Sanskerta.
o Abad XI, Atisa Dipankara seorang bhiksu yang mengajarkan Vajrayana di Tibet, sewaktu mudanya juga belajar pada Bhiksu Dharmakirti di Swarnadwipa (Sumatera).
C.KESIMPULAN
Agama Hindu dan agama budha merupakan agama yang memiliki ketentuan ajarannya masing-masing, walaupun memang pada dasarnya kedua agama ini sama-sama berasal dari India. Agama Hindu lebih dulu lahir jika dibandingkan dengan agama Budha, namun persebarannya keseluruh penjuru dunia memiliki nilai yang kurang lebih sama.
Tersebarnya agama Hindu-Budha ke Indonesia disebabkan oleh adanya jalur perdagangan internasional yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu tempat strategis untuk berdagang dan juga mensiarkan agama yang mereka yakini dikarenakan pada saat tersebut masyarakat Indonesia masih meyakini paham animisme dan dinamisme.
Berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia ini merupakan awal dari masa sejarah atau dengan kata lain akhir dari masa prasejarah di Indonesia.
Berdasarkan pada peninggalan-peninggalan dari zaman keemasan agama Hindu dan agama Buddha pada masa kerajaan-kerajaan, baik di pulau Jawa maupun di pulau Sumatra, dapat kita simpulkan bahwa pada masa-masa tersebut, perkembangan agama Hindu terutama pada masa kerajaan Majapahit mengalami masa keemasannya, hal ini dibuktikan dengan berdirinya candi Penataran dan munculnya kitab Negarakertagama. Begitupun juga dengan perkembangan agama Buddha terutama dari mazhab Tantrayana yang sangat pesat sekali. Apalagi bila kita adakan penelitan terhadap candi Borobudur, yang kita akui sebagai salah satu keajaiban dunia yang masih dapat dinikmati di muka bumi ini.
D.PENUTUP
Demikian hasil dari laporan yang saya buat, saya berharap semoga laporan saya tersebut dapat dipahami dan dapat menambah wawasan kita semua. Walaupun memang dalam laporan tersebut sekiranya terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan ataupun sumber-sumber data yang kurang lengkap, maka saya minta maaf dan sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar